1.
Selayang Pandang
Kota Pariaman,
Provinsi Sumatera Barat, merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Padang Pariaman. Kota ini terdiri dari 4 Kecamatan yakni,
Kecamatan Pariaman Utara, Pariaman Selatan, Pariaman Tengah dan Pariaman Timur.
Wilayah pesisir di Kota Pariaman terletak pada di Kecamatan Pariaman Utara, Pariaman Tengah dan
Pariaman Selatan dengan garis pantai
sepanjang 12,73 km.
Di samping itu juga terdapat 4 (empat) pulau kecil, Pulau Ujung, Pulau
Tangah, Pulau Angso dan Pulau Kasiak yang disekelilingnya terdapat ekosistem
terumbu karang. Baik kawasan pantai maupun pulau mempunyai potensi untuk
dikembangkan sebagai wisata pantai dan
bahari. Hal lainnya di wilayah pesisir dan pulau kota Pariaman juga merupakan
daerah peneluran penyu yang bertelur sepanjang tahun. Jenis penyu yang banyak ditemukan di
kawasan ini adalah penyu lekang, penyu hijau dan penyu sisik. Berdasarkan
potensi yang terdapat pada kawasan tersebut maka kawasan tersebut telah
dijadikan pencadangan kawasan konservasi perairan
daerah Kota Pariaman oleh Walikota Pariaman pada
tanggal 20 Oktober berdasarkan SK No. 334/523/2010. Pada tahun 2013 maka
dibentuklah UPT. Konservasi Penyu dan pulau pulau yang berada di kawasan
pencadangan mempunyai fungsi utama sebagai perlindungan sistem penyangga
kehidupan,pengawetan keanekaragaman jenis flora dan fauna serta pemanfaatan
yang lestari. Kawasan ini juga dapat dimanfaatkan untuk penelitian, pendidikan
dan wisata terutama wisata bahari.
Selain fungsi diatas, kawasan pencadangan ini
khususnya UPT. Konservasi Penyu dan sekitarnya tetap dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk pengembangan ekonomi produktif dengan tetap memperhatikan
prinsip-prinsip pemanfaatan yang ramah lingkungan dan lestari.
2.
Letak Geografis &
Batas Wilayah
Kota
Pariaman merupakan hamparan dataran rendah yang landai terletak di pantai barat
Sumatera dengan ketinggian antara 2 sampai dengan 35 meter diatas permukaan
laut dengan luas daratan 73,36 km² dengan panjang pantai ± 12,73 km serta luas perairan laut
282,69 km² dengan 4 buah
pulau-pulau kecil diantaranya Pulau Ujung, Pulau Tangah, Pulau Angso dan Pulau
Kasiak.
Batas wilayah Kota Pariaman adalah sebagai berikut:
3. Iklim
Kota Pariaman merupakan daerah yang beriklim tropis basah yang sangat
dipengaruhi oleh angin barat dan memiliki bulan kering yang sangat pendek.
Curah hujan pertahun mencapai angka sekitar 4.055 mm (2006) dengan lama hari
hujan 198 hari. Suhu rata-rata 25,34 °C dengan kelembaban udara rata-rata
85,25 dan kecepatan angin rata-rata 1,80 km/jam.
4.
Kondisi Fisik Perairan
Secara umum kondisi fisik perairan laut di
Kota Pariaman dominan dipengaruhi oleh kondisi perairan Samudera Indonesia,
karena lokasinya yang berhadapan langsung dengan perairan tersebut.
Perairan
di sekitar Pulau kecil cukup jernih dan di sekelilingnya terdapat terumbu
karang. Keadaan arus cukup kuat karena posisi pulau yang terbuka di laut lepas.
Pengaruh dengradasi air terhadap pantai terutama dikarenakan hempasan gelombang sehingga menyebabkan
pantainya sebagai tererosi, dan berakibat terbentuknya bukit – bukit pasir
sepanjang pantai.
Pola
pasang yang terjadi adalah tipe diurnal, yaitu dalam satu hari terjadi dua kali
pasang naik dan pasang surut, dengan fluktuasi berkisar 30-40 cm dan mencapai
puncak pada saat bulan purnama.
5.
Kondisi Biologis Perairan
Vegetasi mangrove
di Kota Pariaman banyak ditemukan di muara sungai manggung dan padang
birik-birik dan dikawasan UPT. Konservasi Penyu dengan
luasnya sekitar 18 ha. Adapun jenis mangrove-nya
antara lain api-api (Avicenna marina),
bakau (Rhizophora spp) dan nyirih (Xylocarpus granatum).
Pulau-pulau kecil yang berada disekitar Kota
Pariaman umumnya dikelilingi oleh karang tepiian (fringing reefs) dengan kedalaman 0,5 s/d 5 m. Jenis karang yang
banyak ditemukan termasuk ke dalam jenis karang keras (hard coral) seperti karang batu (massive coral), karang daun (leaf
coral), karang jamur (mushroom coral)
dan karang kipas (gorgonian).
Potensi ikan karang yang ada di daerah ini didominasi oleh ikan
kerapu, ikan kuwe, ikan baronang dan ikan kakap.
Pada sekitar perairan laut
juga banyak ditemukan species endemik berupa
penyu laut dengan
jenis yang banyak ditemukan penyu lekang (Lepidochelys
olivacea)), penyu sisik (Eretmochelys
imbrata) dan penyu hijau (Chelonia mydas). Tempat penyu bertelur sering ditemukan di
pulau-pulau dan daratan Kota Pariaman dengan musim puncaknya
sekitar bulan Desember – Mei.
6.
KONDISI SOSIAL,
EKONOMI DAN BUDAYA
Jumlah
penduduk Kota Pariaman pada tahun 2009 sebanyak 79.449 jiwa, terdiri dari
38.724 jiwa laki – laki dan 40.078 jiwa perempuan. Dengan wilayah seluas 73.36
km2. Kepadatan penduduk Kota Pariaman pada tahun 2011 adalah
sebanyak 1.083.000 jiwa per km2.
Mata pencaharian penduduk umumnya di bidang pertanian, perdagangan,
perikanan dan jasa lainnya. Hampir semua penduduk di Kota Pariaman beragama
islam dan suku yang dominan tinggal di daerah ini adalah suku Minang. Bahasa
yang digunakan sehari-hari adalah bahasa minang.
7.
UPT. KONSERVASI
PENYU
UPT. Konservasi Penyu Kota
Pariaman melaksanakan kegiatan operasional penyelamatan telur penyu dari 3 Spesies diantaranya, Penyu Hijau, Penyu Sisik,
dan Penyu Lekang dengan data sebagai berikut
No
|
Tahun
|
Jumlah Telur yang ditetaskan
|
1
|
2009
|
1100
|
2
|
2010
|
5000
|
3
|
2011
|
4928
|
4
|
2012
|
6932
|
5
|
2013
|
15119
|
Setiap tahunnya KKP Kota Pariaman melaksanakan
pelepasan penyu sebagai usaha pelestarian penyu dengan instansi Pemerintah
ataupun kunjungan dari luar daerah sebagai bukti besarnya kepedulian terhadap
pelestarian hewan langka ini.
Fasilitas
yang dimiliki oleh Pusat UPT. Konservasi Penyu diantara adanya ruang inkubasi
peneluran penyu,Hacthery,
ruang karantina, pos jaga, kantor, ruang
informasi, alat-alat laboraturium. Fasilitas ini
merupakan hasil dari APBN dan APBD dan terus
mengalami perkembangan dengan penambahan fasilitas demi tercapainya UPT.
Konservasi Penyu menjadi sebuah KKP ekowisata dan kawasan konservasi
pendidikan.
8. AKSESIBILITAS
Kawasan
Konservasi Laut Daerah Kota Pariaman dapat dicapai dari Bandara International
Minangkabau dengan waktu tempuh 45 Menit perjalanan darat. Sementara itu jika
ingin mengelilingi Kawasan Konservasi tersebut dapat menggunakan transportasi
laut ( kapal dan speed boat ) sekitar 30 menit.
Untuk menuju tempat UPT. Konservasi Penyu yang
terletak di Desa Apar Kecamatan Pariaman Utara dapat di tempuh dari Pusat Kota
Pariaman sekitar 10 menit dengan perjalanan darat.
9.
PARIWISATA
Di Kota Pariaman terdapat 4 (empat) jenis
kegiatan pariwisata yakni, wisata pantai, wisata bahari, wisata sejarah dan
budaya serta wisata pendidikan. Kegiatan wisata pantai terdapat di Pantai Kata,
Pantai Cermin, Pantai Gandoriah, Pantai Sunur dan Pantai Pauh.
Untuk wisata bahari dapat dikembangkan disekitar
Pulau Angso, Pulau Kasiak, Pulau Tangah dan Pulau Ujung dengan wisata alam laut
yang cocok di nikmati dengan menyelam,
guna menunjang wisata bahari ini Kota Pariaman telah memiliki club diving
dengan fasilitas yang sangat memadai dan instruktur yang terlatih dan telah
memiliki sertifikasi untuk menyelam
dengan nama Tabuik Diving club yang bersekretariat di Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Pariaman. Pada pulau Angso terdapat dermaga dan pondok-pondok
wisata. Pulau Kasiak merupakan tempat penyu bertelur dari beberapa jenis penyu.
Sedangkan wisata budaya berupa Pesta Tabut yang
berlangsung pada 10 Muharam setiap tahun dan Makam Panjang yang terdapat di
Pulau Angso.
Wisata
Pendidikan berupa wisata ke Pusat UPT. Konservasi Penyu dimana pada tempat ini
ditangkarkan beberapa jenis penyu yang di lindungi dan sudah mulai langka
keberadaannya.